Shaum Sunnah Tasu’a Asyura

Hari ini adalah tanggal 9 Muharam pada tahun Hijriah dan tanggal 7 Januari pada tahun Masehi. Hal yang di lakukan oleh Rasulullah pada tanggal 10 Muharam adalah shaum. Shaum ini di sebut dengan shaum Asyura.

Dalam kitab Buluhgul Maram hadits no 698 di sebutkan: Dari Abu Qatadah Al Anshari ra bahwasannya Rasulullah saw pernah di tanya tentang shaum hari Arafah, lalu beliau menjawab: “Ia dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu dan tahun mendatang.” Beliau di tanya tentang shaum hari Asyura, lalu beliau menjawab: “Ia dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu. Beliau ditanya tentang shaum hari senin, beliau menjawab: “Pada hari itu saya di lahirkan, saya di utus, dan Al-Qur’an turun kepada saya. (HR.Muslim)



Pada hadits di atas menunjukan bahwa shaum hari Asyura merupakan sunnah yang berasal dari Rasulullah saw. Dan kita sebagai pengikutnya di sunnah kan mengerjakan shaum pada hari Asyura.

Dalam kitab Riyadhus Shalihin hadits no 1259 pun di sebutkan: Dari Ibnu Abbas ra bahwasannya Rasulullah saw bershaum Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang (muslim) shaum.” (HR. Bukhari dab Muslim)

Dengan hadits di atas maka semakin jelaslah perintah Rasulullah saw dalam hal shaum Ayura.

Kemudian Nabi mengetahui bahwa kaum Yahudi pun puasa pada tanggal 10 Muharam. Alasan kaum Yahudi puasa pada tanggal 10 Muharam adalah karena pada tanggal 10 Muharam itu adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya.Kemudian mereka pun berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah. Namun Rasulullah saws tidak suka dengan hal itu kemudian berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
Rasulullah saw mengatakan hal itu karena Rasulullah saw dan para pengikutnya lah yang lebih berhak tehadap Nabi yang terdahulu. Allah berfirman,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 68)

Untuk membedakan kaum Muslimin dengan kaum yahudi maka Rasulullah saw berkeinginan untuk shaum pada tanggal 9 Muharam atau di kenal dengan Shaum Tasu’a.
Hal ini berdasarkan hadits yang terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin hadits no 1261: Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: Rasulullah saw bresabda: “Sungguh seandainya aku masih sampai pada tahun depan, niscaya aku akan shaum tasu’a pada hari kesembilan (dari bulan Muharam).” (HR. Muslim)

Dalam ilmu fikih hal yang ingin Rasulullah saw kerjakan di sebut dengan Sunnah Hammiyah. Drs. H. Muhammad Rifa’i dalam bukunya yang berjudul Fikih Islam Lengkap halaman 35 mendefiniskan Sunnah Hammiyah sebagai “sesuatu yang di kehendaki Nabi (di ingini) tetapi belum jadi di kerjakan”.
Seluruh ulama telah Ijma’ bahwa sunnah Hammiyah adalah hal sunnah yang bisa di kerjakan.

Sumbber: http://binekas.wordpress.com/2009/01/07/shaum-tasua-asyura/

1 komentar:

Malu Pada Diriku


Ku adalah anak yang dididik dalam lingkungan yang menghimpit ekonomi keluarga yang kurang. Sehingga kudisekolahkan disamping agar mendapatkan ilmu juga agar diriku cepat mendapat pekerjaan, dulu diriku tak tahu itu adalah sebuah pendapat yang benar atau bukan, walau kini ku tidak membenarkan dan menyalahkan pendapat itu. Mungkin orangtuaku ingin anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang mapan tidak seperti dirinya yang Sekolah Dasar saja mereka tidak lulus, akan tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap menyekolahkan anak-anaknya tiga kali sampai empat kali lipat dari pendidikannya. Orang tuaku memang bukan superman yang gagah, dan bukan fir’aun yang tak pernah sakit, Dia adalah seorang petani renta yang kulitnya hitam tergosong karena setiap hari terbakar matahari, demi agar anak-anaknya bisa sekolah STM (Sekolah Teknik Menengah).

Diriku anak kedua dari empat bersaudara. Orangtuaku mempunyai empat anak dan semuanya laki-laki yaitu Herman, Ari, Doni, dan Muh. Rizky, dia ayah yang keras dalam mendidik ana-anaknya namun itu semua demi agar anak-anaknya jadi orang dan tidak leha-leha dalam hidup. Jika ada hari libur semua bukan diisi dengan liburan akan tetapi diisi dengan pergi ke lading atau kesawah, cape memang akan tetapi ujarnya” Lamun jadi lalaki mah kudu loba pangabisa” itu kata-kata bapakku yang mendidik anak-anaknya agar jadi manusia yang dipenuhi dengan keahlian dan ilmu. Dari segi akademik memang orang tuaku khususnya bapak ku itu tidak punya title atu gelar apapun tetapi pola piker nya sungguh cerdas, sampai-sapai diriku malu.

Diriku malu belum bisa memberikan kebahagiaan kepada kedua orangtuaku, untuk membalas semua jasa sabarnya ketika ku ngompol setiap hari, apalagi membalas kasih sayangnya yang begitu besar terhadapku, catatan ini akan menjadi saksi betapa aku menyayanginya terutama pada Ibuku tercinta. Seandainya ku diberikan umur sehingga aku berumah tangga dan memiliki seorang istri, akan ku muliakan istriku untuk membalas semua jasa ibuku jika ibuku tiada.

Akan selalu ku muliakan mereka, akankah ku sekuat orang tuaku yang berjuang tak pernah lelah. Ku kan selalu panjatkan doa buat mereka sampai ruh ini berpisah dengan jasadku. “Allohumagfirli dzunubi waliwalidaya warhamhuma kamma robbayani sogiro”.
Kumpulkanlah kami ya robb di jannah Mu, Jannatul firdaus. Amin


~Ari S~

0 komentar: