"Ijum" tears when prostration ( Air Mata si Ijum ketika Sujud)

Malam-malamku kini terasa indah, walau berselimut rasa dingin yang menggigil menerpa kulitku, sepertiga malamlah yang kini yang sering ku nanti. Saat ini aura beda singgah dalam lubuk perasaanku, mungkin ini sebuah rasa kegembiraan atau apalah, ku tak mengerti, tapi rasa indah ini tidak dirasakan oleh orang lain, itu yang membuat ku bersyukur.



Dulu sepertiga malamku hanya bertemankan sarung, dan sejadah yang berwarna biru, sejadah yang menjadi saksi ketika ku menangis dan bersujud kepada Robb ku, sejadah itu mulai tipis karena sering dipakai dan diinjak sebagai tumpuanku ketika berdiri untuk bertemu dengan Nya. Akan tetapi kini ada seseorang yang selalu membangunkanku disepertiga malamku dan dia ada di dalam list daftar doa-doaku, bisa dibilang orang spesial lah buatku, walau ada rasa takut ku ditinggalkan seperti tragediku dua tahun kebelakang. Ya dengan cara berdoa dan meminta dalam setiap sujudku agar diriku bisa lebih ikhlas dan bisa ikhlas apabila ditinggalkan oleh orang yang kusayangi, hehee lucu memang tapi inila aku. Aku yang berbeda dengan orang lain yang penuh perasaan, inpian, harapan di sepertiga malamku, dan sepenuhnya ku curahkan semuanya kepada Robbku di setiap malam-malamku.

Puji syukur kepadamu ya Robb.. setelah hilang orang yang selalu memgingatkanku disepertiga malamku, kini Engkau hadirkan kembali seseorang yang mengingatkan ku kepada Mu. Terimakasih yaa Alloh..

Walau jasad kita tidak dipertemukan di malam-malamku itu tetapi ilmu Mu menembus ruang dan waktu hingga kita dapat saling mengingatkan dan saling memberikan kata-kata SEMANGAT, kata-kata kasih sayang, berbeda jauh memang dengan saat saat "DOWN" dulu, sering ku menumpahkan air mataku di sejadah yang berwarna biru itu hingga basah. Tapi kini engkau mampirkan rasa bahagia ya Robb kepadaku. sekali lagi terima kasih ya Robb...

Mudah-mudahan Engkau selalu menyehatkan dia dan buatlah agar kami bisa lebih dekat dengan Mu ketika sedih dan bahagia. Ku yakin suatu saat ada suatu titik yang ku hampiri kita saling menjauh satu sama lain tapi jangan jauhkan kami ya Robb seperti jauhnya MASRIK (Barat) dan MAGHRIB(Timur).. Amin

Ku harap tali silaturahimku yang ku ikat dengan taliMu tak terptus begitu saja, apabila Engkau berkehendah menjauhkan kami di dunia Ikhlaskan kami ya Robb.. seandainya memang kami harus jauh di dunia akan tetapai ku minta dekatkanlah kami dan kumpulkan kami di kampung akhirat, di jannah Mu, Jannatul Firdaus, Amin.

1 komentar:

Sebuah Harapan Besar di Simpan di Negara Turki


Berawal dari perkenalanku dengan seorang seniman yang dekat dengan rasa syukur dan tentunya dekat dengan Alloh, yaitu Harun Yahya. Seorang seniman yang kuliah di universitas seni di Negara Turki karyanya penuh dengan penunjukan-penunjukan keagungan Alloh, dari sana ku tertarik untuk bisa belajar dan mencari ilmu di Negara Turki. Harapan besar yang ku panjatkan dan ku simpan disana.

Walau ku pikir semua itu sungguh jalan yang sulit, diibaratkan diriku seekor gajah yang terhimpit disebuah ruangan bertembokan baja dan mempunyai jalan keluar hanya sebesar jarum, akan tepapi ku mempunyai Robb yaitu Alloh SWT, yang bisa menolongku, Dia cukup mengatakan “Kun fayakun” apabila Dia berkehendak tak ada yang bisa menghalangi nya. Pikirku semua di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, selama kita menyempurnakan ikhtiar, doa, dan tawakal kepada Nya.

Ku tak ingin jadi orang bodoh yang hanya terpaku di sebuah rawa yang bembuatku diam dan tidak bisa bergerak untuk mengembangkan sayap harapan dan sayap cita-citaku. Ku tak ingin sayapku ini patah karena ku tak berusaha, ku ingin sayap ini tetap merebah layaknya seekor rajawali yang dapat mejelajahi cakrawala dunia. Mengapa kita tidak mampu? Padahal Alloh memperikan fasilitas yang begitu menakjubkan yaitu Otak dan Hasrat atau kemauan.

Kata “Kun fayakun” itu yang menjadi semangat buatku untuk berusaha agar bisa belajar dan menuntut ilmu di Turki, walau kini usiaku tidak memungkinkan untuk bisa mendapatkan Beawiswa kesana, akan tetapi semangant ku tetap membara karena Alloh, dan ku yakin suatu saat ku dapat mengunjungi kota Turki walaupun hanya belajar di musin panas.

0 komentar: